Jumat, 10 Mei 2013

laporan pembuatan nitrobenzena



I.             JUDUL PERCOBAAN
Adapun judul percobaan II yaitu Pembuatan Nitrobenzena
II.          TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut :
a.       Cara penyusunan dan penggunaan alat yang diperlukan dalam pembuatan senyawa organik yang berwujud cair seperti refluks, ekstraksi Pelarut, menggunakan corong pisah, pengeringan, penyaringan, dan testilasi.
b.      Asas-asas substitusi elektrofilik aromatik.
c.       Perbedaan yang khas  antara reaksi senyawa aromatik dan alifatik.
III.        LATAR BELAKANG TEORI
Benzena merupakan senyawa aromatic tersederhana dan senyawa yang telah tersering kali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzena diisolasi dalam tahun 1825 oleh Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun 1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam-macam senyawa aromatik yang diperoleh ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa heterosiklik aromatik (Fessenden dan Fessenden, 1986 : 451).
Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus molekul C6H6 maka dapat disimpulkan bahwa benzena termasuk senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon. Misalnya Heksana (C6H14) dan sikloheksena (C6H12) dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberikan petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkana ataupun sikloalkena. Reaksi-eaksi yang umum terjadi pada benzena dan turunannya adalah reaksi substitusi elektrofilik. Hal ini karena cincin benzena memiliki awan elektron π (Pi) yang merupakan sumber elektron bagi pereaksi elektrofil. Reaksi substitusi elektrofilik pada benzena berlangsung pada tiga tahap, yaitu : 1) pembuatan elektrofil, 2) serangan elektrofil pada inti benzena membentuk zat antara kation benzenonium, dan 3) pelepasan proton menghasilkan produk.
Substitusi aromatic elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik, asilasi, dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts    (Anonim 1, 2011).
Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincin benzena (arena). Benzena (C6H6) adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing terikat pada hidrogen. Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar cincin. Keberadaan dari elektron yang terdelokalisasi membuat benzena stabil. Benzena menolak reaksi adisi sebab aka menghilangkan hilangnya delokalisasi yag membuat hilangnya stabilitas. Karena elektron yang terdelokalisasi ter-exposed di bagian atas dan bawah dari bidang planar tempat molekul karbon berada, benzene menjadi sangat tertarik pada elektrofil (atom/molekul) yang mencari daerah yang kaya akan electron pada molekul yang lain. Elektrofil bisa merupakan ion positif atau bagian yang memiliki polaritas positif pada sebuah molekul    (Clark, 2004).
Aromatisitas benzena menyajikan suatu kestabilan yang unik pada sistem pi, benzena menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi alkena. Meskipun demikian benzena tidaklah sekali-kali lamban (inert). Pada kondisi yang tepat benzena mudah beraksi substitusi aromatic elektrofilik : reaksi dalam mana suatuelektrofil disubstitusikanuntuk satu atom hidrogen pada cincin aromatic. Contoh reaksinya, yaitu :
         Nitrasi :
+HNO3
H2SO4
500
NO2
+H2O
 
     
Contoh di atas menujukkan monosubstitusi cincin benzena. Benzena menjalani nitrasi bila diolah dengan HNO3 pekat. Katalis asam lewis dalam reaksi ini adalah H2SO4 pekat. Seperti halogenasi, nitrasi aromatik berupa reaksi dua tahap. Tahap pertama (tahap lambat) adalah serangan elektrofil. Dalam nitrasi, elektrofiliknya ialah NO2+. Hasil serangan ialah suatu ion benzenonium, yang mengalami pelepasan H+ dengan cepat dalam tahap kedua. H+ ini bergabung dengan HSO4_ untuk menghasilkan kembali katali H2SO4  (Fessenden dan Fessenden, 1986 : 466-467, 470-471).
H2SO4 
H+ + HSO4-
H+ + HO-NO2
  NO2++ H2O
   Untuk nitrasi elektrofil, berupa ion nitronium diperoleh sebagai hasil protonasi asam nitrat oleh asam sulfat. Reaksinya dituliskan :


Pada tahap berikutnya terjadi serangan elektrofil ke cincin benzena, reaksinya :
NO2
H
+
NO2
H
+
+ NO2+ 
NO2
H
+
 






Adapun tahap terakhir adalah pelepasan proton dari ion benzenonium.
NO2
H
+
+ HSO4-
NO2
+ H2SO4
 




Elektrofil dapat berupa ion karbonium dengan lambing R+. Dalam hal ini, yang terjadi adalah reaksi alkilasi yaitu pengikatan gugus alkil pada cincin aromatic. Alkilasi cincin aromatic disebut juga reaksi Friedel-Crafts                       (Rasyid, 2009 : 94-95).
Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi elektrofilik aromatic. Dalam reaksi ini suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada cincin aromatic, yakni gugus nitro (-NO2). Nitrasi dapat dilakukan denga menggunakan HNO3 dan H2SO4 pekat, atau larutan HNO3 dalam suasana asam asetat glasial. Pemilihan suatu penitrasi tergantung kepada antara lain keraktifan senyawa yang akan dinitrasi (substrat) dan kelarutannya dalam medium penitrasi. Dalam percobaan ini nitrasi benzena dilakukan dengan menggunaka campuran HNO3 pekat dan H2SO4 pekat pada suhu 50-600C                          (Tim Dosen, 2011 : 11).
IV.        ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Labu bundar 500 mL
2.      Kondensor spiral
3.      Sumbat gabus/karet 2 buah
4.      Corong pisah 500 mL
5.      Penangas air
6.      Gelas kimia 250 mL
7.      Gelas kimia 500 mL
8.      Gelas kimia 1000 mL
9.      Erlenmeyer 250 mL
10.  Erlenmeyer 100 mL
11.  Termometer 1000C
12.   Gelas ukur 10 mL
13.   Gelas ukur 25 mL
14.   Gelas ukur 50 mL
15.   Labu semprot
16.  Bunsen
17.  Kasa asbes
18.   Kaki tiga
19.   Corong biasa
20.  Pengaduk 1 buah
21.  Pipet tetes 3 buah
22.  Statif dan klem
B.     Bahan :
1.      HNO3  pekat (Asam Nitrat)
2.      H2SO4 (Asam Sulfat)
3.      C6H6 (Benzena)
4.      Larutan NaOH 5% (Natrium Hidroksida)
5.      CaCl2 kering (Kalsium Klorida Anhidrat)
6.      Es batu
7.      Aquadest
8.      Aluminium foil
9.      Tissue
10.  Kertas saring
11.  Batu didih
V.          PROSEDUR KERJA
1.      Air sebanyak 4 mL ditempatkan dalam labu bundar 500 mL.
2.      Asam nitrat sebanyak 25 mL (35 gram) dan 30 mL (55 gram) H2SO4 pekat ditempatkan ke dalam labu bundar yang berisi air sambil dikocok.
3.      Lalu ditambahkan 27 mL (23,5 gram) benzena sedikit demi sedikit (4-5 mL) sambil dikocok dengan kuat.
4.      Sesekali selama penambahan, labu didingikan di dekat pancaran air agar suhu campuran selalu berada diantara 50-600C.
5.      Kondensor refluks (spiral) dipasang, lalu labu dipanaskan menggunakan penangas air. Setelah seluruh benzena telah ditambahkan dan reaksi sudah berakhir (suhu campuran tidak naik lagi). Campuran direfluks selama 40 menit sambil sesekali dikocok.
6.      Campuran didinginkan pada suhu kamar. Isi labu dituangkan ke dalam corong pisah 500 mL yang sudah diisi 250 mL air es.
7.      Nitrobenzene dipisahkan dari lapisan air kemudian dicuci berturut-turut dengan 25 mL air, 25 mL larutan NaOH 5% dan 25 mL air.
8.      Lapisan nitrobenzene yang telah dicuci, dipindahkan dengan hati-hati ke dalam Erlenmeyer 100 mL yang telah diisi dengan 10 gram CaCl2 anhidrat.
9.      Campuran dikocok hingga kekeruhan hilang.
10.  Nitrobenzene disaring menggunakan corong biasa yang telah dilapisi kertas saring.
11.  Kemudian nitrobenzene ditampung ke dalam botol kecil.
VI.        HASIL PENGAMATAN
4 mL H2O (bening) + 25 mL HNO3 p (bening) + 30 mL H2SO4 p (bening)  larutan bening  larutan bening + 27 mL benzena (bening)  larutan kuning   larutan kuning   larutan coklat   ke dalam corong pisah yang berisi 250 mL air es (bening)  2 lapisan, lapisan atas (coklat) dibuang, lapisan bawah (coklat) + 25 mL H2O (bening)   2 lapisan, lapisan atas (coklat)  lapisan bawah (coklat) + 25 mL H2O (bening)  lapisan bawah (coklat) + 3 gram CaCl2 anhidrat (putih)  larutan coklat  larutan kuning (nitrobenzena) 7,5 mL massanya 9,02 gram.
VII.     ANALISIS DATA
Diketahui : Massa Benzena (C6H6)                    =  23,5 gram
Massa Asam Nitrat (HNO3)           =  35 gram
Mr C6H6                                          =  78 gram/mol
Mr HNO3                                        =  63 gram/mol
Massa Jenis C6H5NO2                    =  1,203 gram/mL
Volume C6H5NO2                          =  7,5 mL
Ditanyakan    : % Rendemen = ………..?
Penyelesaian  : 
  
    

               C6H6       +       HNO3      C6H5NO2    +    H2O
Mula-mula :  0,30 mol 0,56 mol
Bereaksi     :  0,30 mol            0,30 mol          0,30 mol          0,30 mol
Setimbang  :     -                      0,26 mol          0,30 mol          0,30 mol

Ø  Massa C6H5NO2 (Teori)     =
                                           
                                           
Ø  Massa C6H5NO2 (Praktek) =
                                           
                                           
Ø  %  Rendemen
     
                    
                    

Ø  Massa Jenis Praktek
   
   
VIII.  PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan nitrobenzene ini, HNO3 dicampurkan dengan H2SO4 yang kedua larutan ini adalah larutan asam pekat yang dimasukkan ke dalam labu bundar yang terlebih dahulu telah diisi dengan H2O. H2O ini bertujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan suhu dalam labu jika HNO3 pertama dimasukkan dalam labu atau sebagai penetral panas. HNO3 pekat yang digunakan bertujuan sebagai bahan untuk membentuk NO2+ yang digunakan sebagai elektrofil dalam dalam pembentukan senyawa nitrobenzena. Setelah penambahan HNO3 dilanjutkan lagi dengan penambahan H2SO4 pekat. H2SO4 berfungsi seagai katalisator yang mempercepat pembentukan ion nitronium (NO2+) yang merupakan spesies penyerang cincin benzena. Setelah itu campuran dikocok dan menghasilkan panas yang terasa pada bagian luar labu. Hal ini menandakan bahwa pada campuran tersebut berlangsung reaksi eksoterm. Setelah itu ditambahkan sedikit air yang berfungsi untuk menghindari nitrasi lebih lanjut. Pembuatan nitrobenzena tidak hanya dengan penambaha HNO3 dan H2SO4, tetapi harus ditambahkan benzena. Benzena ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran, penambahan dilakukan sedikit demi sedikit karena untuk menghindari kenaikan suhu pada reaksi pembentukan nitrobenzena tersebut sebab reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm. Suhu campuran yang harus diatur antara 50-600C. karena jika suhunya dibawah 500C maka belum terbantuk larutan nitrobenzena sedangkan bila suhu tinggi sekitar >600C ion nitronium akan lebih mudah terbentuk dan memungkinkan terbentuknya senyawa lain. Sambil dikocok dengan hati-hati, karena benzena sedikit larut dalam campuran asam. Pengocokan ini bertujuan agar HNO3 dan H2SO4 dapat terurai membentuk ion nitronium. Warna larutan sebelum penambahan benzena adalah bening  dan setelah                               Gambar 1.      
Penambahan benzena laritan menjadi warna kuning seperti yang terlihat pada gambar 1. Setelah suhu konstan, larutan telah dipastikan bereaksi dengan benzena.
Setelah itu campuran direfluks, tetapi sebelum direfluks ditambahkan terlebih dahulu dengan batu didih yang bertujuan untuk mengurangi letupan-letupan dalam labu pada saat direfluks. Campuran terebut dipanaskan menggunakan penangas air selama ± 40 menit.
                    
                               Gambar 2.                                                                   Gambar 3.
Pada gambar 2. menujukkan warna larutan berubah menjadi orange pada awal pemanasan. Gambar 3 menujukkan perubahan warna larutan menjadi berwarna coklat setelah direfluks selama 35 menit. Warna larutan yang terbentuk seharusnya berwarna kuning keemasan. Setelah campuran direfluks  dan didinginkan sampai suhu kamar. Campuran tersebut dituangkan ke dalam corong pisah yang telah diisi dengan air es, yang berfungsi untuk mempercepat terbentuknya nitrobenzena. Adapun mekanisme reaksinya :
a.      
H2SO4 
H+ + HSO4-
H-O-+N
O
O
H+
H
O
H
+O
+N
O
N+
O
O
+ H2O
Pembentukan elektrofilik (ion nitronium)




b.     
+NO2+
NO2
H
+
Penyerangan elektrofil





c.      
+ HSO4-
NO2
+ H2SO4 +H2O
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
 Pembentukan karbokation






d.      Pelepasan proton dari ion benzenonium





Setelah campuran dalam corong pisah dikocok maka terbantuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna coklat (dibuang), lapisan bawah berwarna coklat yang merupakan lapisan nitrobenzena. Hal ini disebabkan karena massa jenis air (1,0 gram/mL) lebih rendah dari massa jenis nitrobenzena (1,203 gram/mL). kemudian larutan nitrobenzena                          Gambar.4                       dicuci berturut-turut dengan air, NaOH 5%, dan air. Lalu lapiasan bawah dicuci dengan air. Tujuan pencucian dengan air yang pertama untuk mencuci garam dan asam sulfat yang masih ada pada halide saat pemisahan. Pada pencucian ini terbentuk dua lapisan yaitu bagian atas berwarna coklat dan bagian bawah berwarna coklat pekat seperti yang terlihat pada gambar 4.
Kemudian lapisan atas dibuang dan lapisan bawah dimasukkan kembali ke dalam                      Gambar.5           corong pisah dan dicuci dengan NaOH. Tujuan pencucian dengan NaOH 5% adalah untuk mengikat sisa-sisa asam yang masih tersisa dalam larutan. Pada pencucian dengan NaOH 5% terbantuk dua lapisan yaitu lapisan atas berwarna coklat dan lapisan bawah berwarna coklat tua. Adapun reaksinya yaitu :
2 NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2H2O
Warna larutan yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 5. Kemudian dicuci lagi dengan air. Pencucian terakhir menggunakan air bertujuan untuk mengikat zat-zat kotor/pengotor dan sisa-sisa garam. Pada                      Gambar 6.
pencucian ini terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berwarna coklat jernih dan lapisan bawah berwarna coklat. Seperti yang terlihat pada gambar 6. Kemudian lapisan bawah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dikeringkan dengan CaCl2 anhidrat. Adapun reaksinya yaitu :
CaCl2 + H2O  CaCl2.x H2O
CaCl2 anhidrat ini bertujuan untuk mengikat
+HNO3
H2SO4
NO2
molekul-molekul air dari benzena. Setelah itu disaring dan dari hasil penyaringan ini diperoleh nitrobenzena yang berwarna kuning dan   dilihat pada gambar 7. Warna larutan yang dihasilkan ini telah sesuai dengan warna nitrobenzena secara teori yaitu warna kuning. Volume larutan yang diperoleh adalah 7,5 mL, massa jenis nitrobenzene secara teori adalah 1,203 gram/mL dengan rendemen 24,44%. Hasil yang didapatkan ini sangat sedikit disebabkan karena pada saat merefluks, larutan tersebut terkontaminasi dengan sumbat gabus yang digunakan. Sumbat gabus tersebut meleleh karena panasnya suhu dari labunya. Adapun produk-produk yag dihasilkan, yaitu :
a.       Nitrobenzena




b.     
+HNO3
H2SO4
NO2
+HNO3
H2SO4
NO2
NO2
NO2
 Meta Nitrobenzena




c.       1,3,5 trinitrobenzena
+HNO3
H2SO4
NO2
NO2
NO2
NO2
NO2
 






d.       H2O (air) dan sisa asam dari H2SO4



IX.        KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulka bahwa :
1.      Prinsip-prinsip kerja dari pembuatan nitrobenzene, yaitu:
a.       Merefluks adalah proses pemisahan campuran dengan cara penguapan sehingga terbentuk nitrobenzene.
b.      Ekstraksi pelarut adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan massa jenisnya.
c.       Pengeringan adalah proses pembuangan hidrat suatu campuran dengan cara penguapan atau penambahan zat anhidrat yang berfungsi untuk mengikat air.
d.      Penyaringan adalah proses pemisahan campuran berdasarkan wujudnya.
e.       Destilasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya.
2.      Nitrasi adalah proses pembuatan nitrobenzena dengan mereaksikan benzena dan asam nitrat menggunakan asam sulfat sebagai katalis.
3.      Asas-asa substitusi elektrofilik aromatik adalah pembentukan elektrofilik, penyerangan elektrofilik, pembentukan karbokation, dan pelepasan proton dari ion benzenonium.
4.       Perbedaan yang khas antara reaksi senyawa aromatik dan alifatik yaitu pada senyawa aromatik cenderung bereaksi substitusi sedangkan senyawa aromatic cenderung bereaksi adisi.
5.      Nitrobenzena yang diperoleh sebanyak 7,5 mL denga massa 9,02 gram, rendemennya 24,44 % , massa jenis praktek = 1,203 gram/mL dan berwarna kuning. Warna nitrobenzene telah sesuai dengan teori begitu pula dengan massa jenis prakteknya sama dengan massa jenis secara teori.


B.     Saran
1.      Berhati-hati saat mereaksikan bahan agar praktikan terhindar dari bahaya.
2.      Memahami dengan seksama setiap penambahan bahan serta fungsinya masing-masing.
3.      Memakai alat pelindung diri (masker).





















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Substitusi Aromatik Elektrofilik. http://id.wikipedia.org/wiki/substitusi-aromatik-elektrofilik. Diakses pada tanggal 5 juni 2011.

Clark, Jim. 2004. Substitusi Elektrofilik. http://www.chem-is-try.org/.substitusi-elektrofilik/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011.

Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Parlan. 2005. Kimia Organik I. Malang : Universitas Negeri Malang.

Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : Universitas Negeri Makassar.

Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Makassar : Universitas Negeri Makassar.















LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1.     Zat pereaksi yang digunakan sebagai dasar dalam perhitungan adalah benzena, menurut reaksi :
C6H6 + HNO3  C6H6NO2 + H2O
    

               C6H6       +       HNO3       C6H5NO2    +    H2O
Mula-mula :  0,30 mol 0,56 mol
Bereaksi     :  0,30 mol            0,30 mol       0,30 mol       0,30 mol
Setimbang  :     -                      0,26 mol       0,30 mol      0,30 mol

Ø  Massa  (Teori)     =
                                           
                                           
Ø  Massa C6H5NO2 (Praktek) =
                                           
                                           
Ø  Massa H2O =
 
Jadi sisa HNO3 = 19,76 gram;  C6H5NO2 =  36,9 gram ; H2O = 5,4 gram
2.      Asam sulfat digunakan dalam nitrasi sebagai katalis pembentukan nitrobenzene lebih cepat.
3.      Mekanisme reaksi nitrasi benzena, yaitu :
a.
H2SO4 
H+ + HSO4-
H-O-+N
O
O
H+
H
O
H
+O
+N
O
N+
O
O
+ H2O
Pembentukan elektrofilik (ion nitronium)




b.     
+NO2+
NO2
H
+
Penyerangan elektrofil





c.      
+ HSO4-
NO2
+ H2SO4 +H2O
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
NO2
H
+
 Pembentukan karbokation






d.      Pelepasan proton dari ion benzenonium





4.      Senyawa aromatik berbeda dengan senyawa alifatik karena senyawa aromatik cendrung bereaksi secara substitusi contohnya sulfonasi dan nitrasi.
      Berikut Berikut contohnya


a.       Klorinasi
+Cl2
FeCl3
Cl
+HCl
 



b.     
+Br2
FeBr3
Br
+HBr
Brominasi


                             
c.      
+HNO3
H2SO4
NO2
+H2O
Nitrasi



d.      Sulfonasi
+H2SO4
SO3H
+H2O
 



5.      Posisi yang diserang jika senyawa dinitrasi oleh :
a.        Fenol, bagian yang diserang adalah orto dan para karena fenol merupakan gugus fungsi pengarah orto dan para
b.      Toluena, bagian yang diserang adalah orto dan para karena toluena merupakan gugus fungsi pengarah orto-, para-
c.       Benzaldehid, bagian yang diserang adalah meta, karena benzaldehid merupakan gugus fungsi pengarah meta.
6.      Apabila benzena digunakan sebagai pelarut nitrasi fenol yang akan digunakan asam nitrat pada suhu 5-100C, hal ini tidak dapat terjadi nitrobenzene dalam reaksi ini karena suhunya terlalu rendah.

1 komentar:

  1. Grand Victoria Casino & Hotel, Casino & Spa - MapyRO
    Grand Victoria Casino & 창원 출장샵 Hotel is located in Casino 목포 출장안마 at Casino at Casino at Casino and Spa 남원 출장마사지 Boulevard 안동 출장안마 South in Glendale. The casino is owned by the 인천광역 출장안마

    BalasHapus