I.
JUDUL PERCOBAAN
Adapun judul percobaan II yaitu Pembuatan
Nitrobenzena
II.
TUJUAN PERCOBAAN
Pada
akhir percobaan mahasiswa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut :
a. Cara
penyusunan dan penggunaan alat yang diperlukan dalam pembuatan senyawa organik
yang berwujud cair seperti refluks, ekstraksi Pelarut, menggunakan corong
pisah, pengeringan, penyaringan, dan testilasi.
b. Asas-asas
substitusi elektrofilik aromatik.
c. Perbedaan
yang khas antara reaksi senyawa aromatik
dan alifatik.
III. LATAR BELAKANG TEORI
Benzena merupakan senyawa aromatic tersederhana dan
senyawa yang telah tersering kali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzena
diisolasi dalam tahun 1825 oleh Michael Faraday dari residu berminyak yang
tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini sumber utama benzena,
benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun
1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam-macam senyawa aromatik yang
diperoleh ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa heterosiklik aromatik
(Fessenden dan Fessenden, 1986 : 451).
Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus
molekul C6H6 maka dapat disimpulkan bahwa benzena
termasuk senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain
yang mengandung 6 buah atom karbon. Misalnya Heksana (C6H14)
dan sikloheksena (C6H12) dapat diduga bahwa benzena
mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Sifat-sifat kimia yang
diperlihatkan oleh benzena memberikan petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak
segolongan dengan alkana ataupun sikloalkena. Reaksi-eaksi yang umum terjadi
pada benzena dan turunannya adalah reaksi substitusi elektrofilik. Hal ini
karena cincin benzena memiliki awan elektron π (Pi) yang merupakan sumber
elektron bagi pereaksi elektrofil. Reaksi substitusi elektrofilik pada benzena
berlangsung pada tiga tahap, yaitu : 1) pembuatan elektrofil, 2) serangan
elektrofil pada inti benzena membentuk zat antara kation benzenonium, dan 3)
pelepasan proton menghasilkan produk.
Substitusi aromatic elektrofilik adalah reaksi
organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem
aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah
nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik, asilasi, dan alkilasi
reaksi Friedel-Crafts (Anonim 1, 2011).
Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi
yang mengandung cincin benzena (arena). Benzena (C6H6)
adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing
terikat pada hidrogen. Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari
bidang planar cincin. Keberadaan dari elektron yang terdelokalisasi membuat
benzena stabil. Benzena menolak reaksi adisi sebab aka menghilangkan hilangnya
delokalisasi yag membuat hilangnya stabilitas. Karena elektron yang
terdelokalisasi ter-exposed di bagian atas dan bawah dari bidang planar tempat
molekul karbon berada, benzene menjadi sangat tertarik pada elektrofil
(atom/molekul) yang mencari daerah yang kaya akan electron pada molekul yang
lain. Elektrofil bisa merupakan ion positif atau bagian yang memiliki polaritas
positif pada sebuah molekul (Clark, 2004).
Aromatisitas benzena menyajikan suatu kestabilan
yang unik pada sistem pi, benzena menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi
alkena. Meskipun demikian benzena tidaklah sekali-kali lamban (inert). Pada kondisi yang tepat benzena
mudah beraksi substitusi aromatic elektrofilik : reaksi dalam mana
suatuelektrofil disubstitusikanuntuk satu atom hidrogen pada cincin aromatic.
Contoh reaksinya, yaitu :
Nitrasi :
+HNO3
|
H2SO4
|
500
|
NO2
|
+H2O
|
Contoh
di atas menujukkan monosubstitusi cincin benzena. Benzena menjalani nitrasi
bila diolah dengan HNO3 pekat. Katalis asam lewis dalam reaksi ini
adalah H2SO4 pekat. Seperti halogenasi, nitrasi aromatik
berupa reaksi dua tahap. Tahap pertama (tahap lambat) adalah serangan
elektrofil. Dalam nitrasi, elektrofiliknya ialah NO2+.
Hasil serangan ialah suatu ion benzenonium, yang mengalami pelepasan H+
dengan cepat dalam tahap kedua. H+ ini bergabung dengan HSO4_
untuk menghasilkan kembali katali H2SO4 (Fessenden dan Fessenden, 1986 : 466-467,
470-471).
H2SO4
|
H+ + HSO4-
|
H+ + HO-NO2
|
NO2++ H2O
|
Pada
tahap berikutnya terjadi serangan elektrofil ke cincin benzena, reaksinya :
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
+ NO2+
|
NO2
|
H
|
+
|
Adapun
tahap terakhir adalah pelepasan proton dari ion benzenonium.
NO2
|
H
|
+
|
+ HSO4-
|
NO2
|
+ H2SO4
|
Elektrofil
dapat berupa ion karbonium dengan lambing R+. Dalam hal ini, yang terjadi
adalah reaksi alkilasi yaitu pengikatan gugus alkil pada cincin aromatic.
Alkilasi cincin aromatic disebut juga reaksi Friedel-Crafts (Rasyid, 2009 : 94-95).
Nitrasi adalah salah satu contoh
dari reaksi substitusi elektrofilik aromatic. Dalam reaksi ini suatu gugus
fungsi terikat secara langsung pada cincin aromatic, yakni gugus nitro (-NO2).
Nitrasi dapat dilakukan denga menggunakan HNO3 dan H2SO4
pekat, atau larutan HNO3 dalam suasana asam asetat glasial.
Pemilihan suatu penitrasi tergantung kepada antara lain keraktifan senyawa yang
akan dinitrasi (substrat) dan kelarutannya dalam medium penitrasi. Dalam
percobaan ini nitrasi benzena dilakukan dengan menggunaka campuran HNO3
pekat dan H2SO4 pekat pada suhu 50-600C (Tim Dosen, 2011 :
11).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
:
1. Labu
bundar 500 mL
2. Kondensor
spiral
3. Sumbat
gabus/karet 2 buah
4. Corong
pisah 500 mL
5. Penangas
air
6. Gelas
kimia 250 mL
7. Gelas
kimia 500 mL
8. Gelas
kimia 1000 mL
9. Erlenmeyer
250 mL
10. Erlenmeyer
100 mL
11. Termometer
1000C
12. Gelas ukur 10 mL
13. Gelas ukur 25 mL
14. Gelas ukur 50 mL
15. Labu semprot
16. Bunsen
17. Kasa
asbes
18. Kaki tiga
19. Corong biasa
20. Pengaduk
1 buah
21. Pipet
tetes 3 buah
22. Statif
dan klem
B. Bahan
:
1. HNO3 pekat (Asam Nitrat)
2. H2SO4
(Asam Sulfat)
3. C6H6
(Benzena)
4. Larutan
NaOH 5% (Natrium Hidroksida)
5. CaCl2
kering (Kalsium Klorida Anhidrat)
6. Es
batu
7. Aquadest
8. Aluminium
foil
9. Tissue
10. Kertas
saring
11. Batu
didih
V.
PROSEDUR KERJA
1. Air
sebanyak 4 mL ditempatkan dalam labu bundar 500 mL.
2. Asam
nitrat sebanyak 25 mL (35 gram) dan 30 mL (55 gram) H2SO4 pekat
ditempatkan ke dalam labu bundar yang berisi air sambil dikocok.
3. Lalu
ditambahkan 27 mL (23,5 gram) benzena sedikit demi sedikit (4-5 mL) sambil
dikocok dengan kuat.
4. Sesekali
selama penambahan, labu didingikan di dekat pancaran air agar suhu campuran
selalu berada diantara 50-600C.
5. Kondensor
refluks (spiral) dipasang, lalu labu dipanaskan menggunakan penangas air.
Setelah seluruh benzena telah ditambahkan dan reaksi sudah berakhir (suhu
campuran tidak naik lagi). Campuran direfluks selama 40 menit sambil sesekali
dikocok.
6. Campuran
didinginkan pada suhu kamar. Isi labu dituangkan ke dalam corong pisah 500 mL
yang sudah diisi 250 mL air es.
7. Nitrobenzene
dipisahkan dari lapisan air kemudian dicuci berturut-turut dengan 25 mL air, 25
mL larutan NaOH 5% dan 25 mL air.
8. Lapisan
nitrobenzene yang telah dicuci, dipindahkan dengan hati-hati ke dalam
Erlenmeyer 100 mL yang telah diisi dengan 10 gram CaCl2 anhidrat.
9. Campuran
dikocok hingga kekeruhan hilang.
10. Nitrobenzene
disaring menggunakan corong biasa yang telah dilapisi kertas saring.
11. Kemudian
nitrobenzene ditampung ke dalam botol kecil.
VI. HASIL PENGAMATAN
4 mL H2O
(bening) + 25 mL HNO3 p (bening) + 30 mL H2SO4
p (bening)
larutan bening
larutan bening + 27 mL benzena (bening)
larutan kuning
larutan kuning
larutan
coklat
ke dalam corong pisah yang berisi 250 mL air
es (bening)
2 lapisan, lapisan atas (coklat) dibuang,
lapisan bawah (coklat) + 25 mL H2O (bening)
2 lapisan, lapisan atas (coklat)
lapisan bawah (coklat) + 25 mL H2O
(bening)
lapisan bawah (coklat) + 3 gram CaCl2
anhidrat (putih)
larutan coklat
larutan kuning (nitrobenzena) 7,5 mL massanya
9,02 gram.
VII. ANALISIS DATA
Diketahui : Massa Benzena (C6H6) = 23,5 gram
Massa Asam Nitrat (HNO3) =
35 gram
Mr C6H6 = 78 gram/mol
Mr HNO3 = 63 gram/mol
Massa Jenis C6H5NO2 = 1,203 gram/mL
Volume C6H5NO2 = 7,5 mL
Ditanyakan : % Rendemen = ………..?
Penyelesaian :
C6H6
+ HNO3
C6H5NO2
+ H2O
Mula-mula
: 0,30 mol 0,56 mol
Bereaksi :
0,30 mol 0,30 mol 0,30 mol 0,30 mol
Setimbang : - 0,26 mol 0,30 mol 0,30 mol
Ø Massa
C6H5NO2 (Teori) =
Ø Massa
C6H5NO2 (Praktek)
=
Ø % Rendemen
Ø Massa
Jenis Praktek
VIII. PEMBAHASAN
Pada
percobaan pembuatan nitrobenzene ini, HNO3 dicampurkan dengan H2SO4
yang kedua larutan ini adalah larutan asam pekat yang dimasukkan ke dalam labu
bundar yang terlebih dahulu telah diisi dengan H2O. H2O
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan suhu dalam labu jika HNO3
pertama dimasukkan dalam labu atau sebagai penetral panas. HNO3
pekat yang digunakan bertujuan sebagai bahan untuk membentuk NO2+
yang digunakan sebagai elektrofil dalam dalam pembentukan senyawa nitrobenzena.
Setelah penambahan HNO3 dilanjutkan lagi dengan penambahan H2SO4
pekat. H2SO4 berfungsi seagai katalisator yang
mempercepat pembentukan ion nitronium (NO2+) yang
merupakan spesies penyerang cincin benzena. Setelah itu campuran dikocok dan
menghasilkan panas yang terasa pada bagian luar labu. Hal ini menandakan bahwa
pada campuran tersebut berlangsung reaksi eksoterm. Setelah itu ditambahkan
sedikit air yang berfungsi untuk menghindari nitrasi lebih lanjut. Pembuatan
nitrobenzena tidak hanya dengan penambaha HNO3 dan H2SO4,
tetapi harus ditambahkan benzena. Benzena ditambahkan sedikit demi sedikit ke
dalam campuran, penambahan dilakukan sedikit demi sedikit karena untuk
menghindari kenaikan suhu pada reaksi pembentukan nitrobenzena tersebut sebab
reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm. Suhu campuran yang harus diatur
antara 50-600C. karena jika suhunya dibawah 500C maka
belum terbantuk larutan nitrobenzena sedangkan bila suhu tinggi sekitar >600C
ion nitronium akan lebih mudah terbentuk dan memungkinkan terbentuknya senyawa
lain. Sambil dikocok dengan hati-hati, karena benzena sedikit larut dalam
campuran asam. Pengocokan ini bertujuan agar HNO3 dan H2SO4
dapat terurai membentuk ion nitronium. Warna larutan sebelum penambahan
benzena adalah bening dan setelah Gambar 1.
Penambahan
benzena laritan menjadi warna kuning seperti yang terlihat pada gambar 1.
Setelah suhu konstan, larutan telah dipastikan bereaksi dengan benzena.
Setelah itu campuran direfluks,
tetapi sebelum direfluks ditambahkan terlebih dahulu dengan batu didih yang
bertujuan untuk mengurangi letupan-letupan dalam labu pada saat direfluks.
Campuran terebut dipanaskan menggunakan penangas air selama ± 40 menit.
Gambar 2. Gambar 3.
Pada gambar 2. menujukkan warna larutan berubah
menjadi orange pada awal pemanasan. Gambar 3 menujukkan perubahan warna larutan
menjadi berwarna coklat setelah direfluks selama 35 menit. Warna larutan yang
terbentuk seharusnya berwarna kuning keemasan. Setelah campuran direfluks dan didinginkan sampai suhu kamar. Campuran
tersebut dituangkan ke dalam corong pisah yang telah diisi dengan air es, yang
berfungsi untuk mempercepat terbentuknya nitrobenzena. Adapun mekanisme
reaksinya :
a.
H2SO4
|
H+ + HSO4-
|
H-O-+N
|
O
|
O
|
H+
|
H
|
O
|
H
|
+O
|
+N
|
O
|
N+
|
O
|
O
|
+ H2O
|
b.
+NO2+
|
NO2
|
H
|
+
|
c.
+ HSO4-
|
NO2
|
+ H2SO4 +H2O
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
d.
Pelepasan proton dari ion benzenonium
Setelah
campuran dalam corong pisah dikocok maka terbantuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna coklat (dibuang), lapisan bawah berwarna coklat yang merupakan lapisan
nitrobenzena. Hal ini disebabkan karena massa jenis air (1,0 gram/mL) lebih
rendah dari massa jenis nitrobenzena (1,203 gram/mL). kemudian larutan
nitrobenzena Gambar.4 dicuci berturut-turut
dengan air, NaOH 5%, dan air. Lalu lapiasan bawah dicuci dengan air. Tujuan
pencucian dengan air yang pertama untuk mencuci garam dan asam sulfat yang masih
ada pada halide saat pemisahan. Pada pencucian ini terbentuk dua lapisan yaitu bagian
atas berwarna coklat dan bagian bawah berwarna coklat pekat seperti yang
terlihat pada gambar 4.
Kemudian
lapisan atas dibuang dan lapisan bawah dimasukkan kembali ke dalam Gambar.5 corong pisah dan dicuci dengan NaOH.
Tujuan pencucian dengan NaOH 5% adalah untuk mengikat sisa-sisa asam yang masih
tersisa dalam larutan. Pada pencucian dengan NaOH 5% terbantuk dua lapisan
yaitu lapisan atas berwarna coklat dan lapisan bawah berwarna coklat tua.
Adapun reaksinya yaitu :
2 NaOH + H2SO4
Na2SO4
+ 2H2O
Warna
larutan yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 5. Kemudian dicuci lagi dengan
air. Pencucian terakhir menggunakan air bertujuan untuk mengikat zat-zat
kotor/pengotor dan sisa-sisa garam. Pada Gambar 6.
pencucian ini terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berwarna
coklat jernih dan lapisan bawah berwarna coklat. Seperti yang terlihat pada
gambar 6. Kemudian lapisan bawah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dikeringkan
dengan CaCl2 anhidrat. Adapun reaksinya yaitu :
CaCl2
+ H2O
CaCl2.x
H2O
CaCl2 anhidrat ini bertujuan untuk mengikat
+HNO3
|
H2SO4
|
NO2
|
a.
Nitrobenzena
b.
+HNO3
|
H2SO4
|
NO2
|
+HNO3
|
H2SO4
|
NO2
|
NO2
|
NO2
|
c.
1,3,5 trinitrobenzena
+HNO3
|
H2SO4
|
NO2
|
NO2
|
NO2
|
NO2
|
NO2
|
d.
H2O
(air) dan sisa asam dari H2SO4
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulka bahwa :
1.
Prinsip-prinsip kerja dari pembuatan
nitrobenzene, yaitu:
a. Merefluks
adalah proses pemisahan campuran dengan cara penguapan sehingga terbentuk nitrobenzene.
b. Ekstraksi
pelarut adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan massa jenisnya.
c. Pengeringan
adalah proses pembuangan hidrat suatu campuran dengan cara penguapan atau
penambahan zat anhidrat yang berfungsi untuk mengikat air.
d.
Penyaringan adalah proses pemisahan
campuran berdasarkan wujudnya.
e. Destilasi
adalah proses pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya.
2.
Nitrasi adalah proses pembuatan
nitrobenzena dengan mereaksikan benzena dan asam nitrat menggunakan asam sulfat
sebagai katalis.
3. Asas-asa
substitusi elektrofilik aromatik adalah pembentukan elektrofilik, penyerangan
elektrofilik, pembentukan karbokation, dan pelepasan proton dari ion
benzenonium.
4. Perbedaan yang khas antara reaksi senyawa
aromatik dan alifatik yaitu pada senyawa aromatik cenderung bereaksi substitusi
sedangkan senyawa aromatic cenderung bereaksi adisi.
5. Nitrobenzena
yang diperoleh sebanyak 7,5 mL denga massa 9,02 gram, rendemennya 24,44 % ,
massa jenis praktek = 1,203 gram/mL dan berwarna kuning. Warna nitrobenzene telah
sesuai dengan teori begitu pula dengan massa jenis prakteknya sama dengan massa
jenis secara teori.
B. Saran
1. Berhati-hati
saat mereaksikan bahan agar praktikan terhindar dari bahaya.
2. Memahami
dengan seksama setiap penambahan bahan serta fungsinya masing-masing.
3. Memakai
alat pelindung diri (masker).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Substitusi Aromatik Elektrofilik. http://id.wikipedia.org/wiki/substitusi-aromatik-elektrofilik. Diakses pada
tanggal 5 juni 2011.
Clark, Jim.
2004. Substitusi Elektrofilik. http://www.chem-is-try.org/.substitusi-elektrofilik/. Diakses pada
tanggal 5 Juni 2011.
Fessenden dan
Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi
Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Parlan. 2005. Kimia Organik I. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Rasyid, Muhaidah.
2009. Kimia Organik I. Makassar :
Universitas Negeri Makassar.
Tim Dosen. 2011.
Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Makassar : Universitas Negeri Makassar.
LAMPIRAN
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Zat
pereaksi yang digunakan sebagai dasar dalam perhitungan adalah benzena, menurut
reaksi :
C6H6
+ HNO3
C6H6NO2
+ H2O
C6H6 +
HNO3
C6H5NO2 +
H2O
Mula-mula
: 0,30 mol 0,56 mol
Bereaksi :
0,30 mol 0,30 mol 0,30 mol 0,30 mol
Setimbang : - 0,26 mol 0,30 mol 0,30 mol
Ø Massa
(Teori) =
Ø Massa
C6H5NO2 (Praktek)
=
Ø Massa
H2O =
Jadi sisa
HNO3 = 19,76 gram; C6H5NO2 =
36,9 gram ; H2O = 5,4
gram
2.
Asam sulfat digunakan dalam nitrasi
sebagai katalis pembentukan nitrobenzene lebih cepat.
3.
Mekanisme reaksi nitrasi benzena, yaitu :
a.
H2SO4
|
H+ + HSO4-
|
H-O-+N
|
O
|
O
|
H+
|
H
|
O
|
H
|
+O
|
+N
|
O
|
N+
|
O
|
O
|
+ H2O
|
b.
+NO2+
|
NO2
|
H
|
+
|
c.
+ HSO4-
|
NO2
|
+ H2SO4 +H2O
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
NO2
|
H
|
+
|
d.
Pelepasan proton dari ion benzenonium
4.
Senyawa aromatik
berbeda dengan senyawa alifatik karena senyawa aromatik cendrung bereaksi
secara substitusi contohnya sulfonasi dan nitrasi.
Berikut Berikut contohnya
a.
Klorinasi
+Cl2
|
FeCl3
|
Cl
|
+HCl
|
b.
+Br2
|
FeBr3
|
Br
|
+HBr
|
c.
+HNO3
|
H2SO4
|
NO2
|
+H2O
|
d.
Sulfonasi
+H2SO4
|
SO3H
|
+H2O
|
5.
Posisi yang
diserang jika senyawa dinitrasi oleh :
a. Fenol, bagian
yang diserang adalah orto dan para karena fenol merupakan gugus fungsi pengarah
orto dan para
b. Toluena, bagian yang diserang adalah orto dan para
karena toluena merupakan gugus fungsi pengarah orto-, para-
c. Benzaldehid, bagian yang diserang adalah meta,
karena benzaldehid merupakan gugus fungsi pengarah meta.
6.
Apabila benzena
digunakan sebagai pelarut nitrasi fenol yang akan digunakan asam nitrat pada
suhu 5-100C, hal ini tidak dapat terjadi nitrobenzene dalam reaksi
ini karena suhunya terlalu rendah.
Grand Victoria Casino & Hotel, Casino & Spa - MapyRO
BalasHapusGrand Victoria Casino & 창원 출장샵 Hotel is located in Casino 목포 출장안마 at Casino at Casino at Casino and Spa 남원 출장마사지 Boulevard 안동 출장안마 South in Glendale. The casino is owned by the 인천광역 출장안마